Bandung “Tutup Pintu” untuk Wisatawan Selama Seminggu, Khususnya dari Jakarta
Tingkat keterisian rumah sakit Bandung terus melonjak
Selama sepekan, Bandung akan “menutup pintunya” untuk wisatawan.
Langkah ini diambil sebagai antisipasi peningkatan jumlah kasus covid-19 yang kian tak terkontrol.
Hingga saat ini, angka keterisian rumah sakit di daerah tersebut bahkan telah mencapai 84,19%. Angka tersebut melebihi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan nasional yaitu 70 persen.
Baca juga: Seorang Bayi Diberi Nama HTML Karena Sang Ayah Bekerja Sebagai Web Developer
Warga Jakarta diminta menahan diri untuk tidak ke Bandung
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun sempat angkat suara soal peraturan ini.
“Kami mengimbau agar tidak ada wisatawan yang datang ke Bandung Raya selama tujuh hari ke depan sampai pengumuman selanjutnya, khususnya pariwisata yang selalu ramai ada di KBB dan Kabupaten Bandung,” kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
“Karena itu saya imbau wisatawan yang biasanya mayoritas dari DKI Jakarta juga kami minta untuk tidak datang selama tujuh hari ke depan ke wilayah Bandung Raya,” imbuhnya.
Baca juga: Indonesia Akan Kedatangan Vaksin Novavax Juli Nanti!
Kondisi ibu kota juga memprihatinkan
Bukan cuma Bandung, situasi pandemi juga masih begitu mengkhawatirkan.
Pada tanggal 31 Mei 2021 saja atau tepatnya saat perpanjangan PPKM mikro sebelumnya, kasus aktif di Jakarta sudah menunjukkan angka 10.658 dengan positivity rate 7,6% dari hasil tes PCR.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, juga mempringati adanya varian baru covid-19 yang perlu diwaspadai. Salah satunya varian Delta B1617.2 yang sudah bertransmisi di Jakarta.
“Varian baru ini cukup merepotkan karena mereka memiliki kemampuan tersendiri untuk menginfeksi kita, seperti kita ambil contoh varian Delta B1617.2 yang amat mudah menyebar dan varian Beta B1351 yang amat mudah membuat gejala menjadi berat atau lebih mematikan,” papar Widyastuti.
“Meskipun menurut penelitian terakhir, seluruh varian masih dapat diantisipasi dengan vaksin, tetapi ini benar-benar harus kita waspadai bersama.”