Apple Tutup Gerai Offline Mereka, Apa Sebabnya?
Sebagian gerai offline dari Apple di Amerika Serikat ditutup karena Covid-19
Setelah sempat menutup beberapa toko offline mereka beberpa waktu yang lalu, kali ini perusahaan teknologi yang bermarkas di Cupertino kembali menutup 30 toko offline lainnya, sehingga sampai saat ini sudah ada 80 toko yang ditutup.
Lewat juru bicaranya, Apple menjelaskan bahwa kondisi Covid–19 saat ini menjadi salah satu alasan untuk menutup sementara beberapa toko di wilayah tersebut dan langkah tersebut juga sudah dipertimbangkan dengan baik berdasarkan situasi yang terjadi dan mereka berharap agar hal ini bisa cepat pulih.
Apple minta pelanggan untuk lebih mengandalkan ‘online’
Toko yang baru saja di tutup adalah gerai yang berlokasi di Alabama, California, Georgia, Idaho, Louisana, Nevada, dan Oklahoma. Sebelumnya pada 1 Juli 2020 sebenarnya saudah ada 50 toko di beberapa daerah seperti Florida, Mississipi, Texas dan Utah yang sudah sempat buka, juga kembali ditutup.
Meski demikian, Genius bar yang menyediakan layanan langsung dan dukungan teknis akan masih tetap bisa diaskes sampai dengan hari ini (3 Juli 2020). Apple sendiri menyarankan para pengguna untuk bisa melakukan pembelian secara online yang bisa dilakukan lewat halaman resmi Apple, selain itu semua pemeasanan yang masuk akan didukung dengan ‘Apple Care at Home Advisor‘ yang akan mempermudah pengguna.
Berebeda dengan Amerika Serikat, justru Apple sudah mulai buka gerai offline di beberapa negara lain
Jika sebagian besar toko di AS harus ditutup meski sudah menjalankan beberapa protokol kesehatan seperti pengecekan suhu, kewajiban menggunakan masker dan physical distancing, lain halnya dengan gerai mereka di China.
Sejak Maret lalu, semua gerai Apple di daerah tersebut telah kembali di buka dan sama halnya dengan beberapa toko di negara lain seperti Seoul, Australia dan Austria yang sudah kembali beroperasi. Sementara semua toko di Jerman direncakanan untuk kembali dibuka pada Senin mendatang.
Source : CNNIndonesia
—
FYI, Apple sendiri memiliki 517 toko di seluruh dunia dan lebih dari 50% toko tersebut berlokasi di Amerika Serikat.