Anak Suku Buton Ini Punya Mata Berwarna Biru, Kok Bisa?
Langka terjadi di Indonesia, punya mata berwarna biru.
Pada umumnya, orang Indonesia punya bola mata berwarna putih dengan lingkaran hitam. Tapi berbeda dengan anak ini karena punya mata yang tidak biasa.
Ternyata jauh di pedalaman Pulau Buton, Sulawesi Tenggara ada seorang anak yang matanya berwarna biru layaknya orang-orang Eropa.
Kok bisa ya?
Mata Anak Suku Buton Berwarna Biru
Baru-baru ini kita diramaikan dengan sebuah foto yang memperlihatkan sekumpulan anak suku Buton asal Desa Boneatiro, Sulawesi Tenggara memiliki mata berwarna biru.
Ada dari mereka yang memiliki kedua mata berwarna biru, ada juga yang hanya satu mata saja. Mereka pun ternyata sudah memiliki mata berwarna biru ini sejak lahir.
-
The Lion King 2 Siap Digarap, Barry Jenkins Ditunjuk Jadi Sutradra!
-
Warga Kamboja Coba Usir Virus Corona Pakai Orang-Orangan Sawah, Emang Bisa?
Tapi ternyata, warna biru yang mereka miliki membuat penglihatan mereka sedikit berbeda dengan mata pada umumnya. Mereka tidak mampu melihat cahaya yang sangat terang.
Anehnya, ketika malam dan keadaan gelap tanpa cahaya, mata biru ini justru bisa melihat benda-benda yang ada di sekitarnya.
Bosan dengan gaya hidup yang itu-itu saja? Coba gaya hidup INI
Sindrom Waardenburg
Kondisi mata berwarna biru ini disebut dengan sindrom Waardenburg, yaitu kelainan genetik langka yang seringkali menyebabkan mata berwarna biru dan kemerahan. Sindrom ini memang bawaan sejak lahir.
Selain mempengaruhi warna mata, kondisi ini juga mempengaruhi warna kulit, rambut, dan bentuk wajah bayi sejak lahir. Sayangnya, orang dengan sindrom Waardenburg ini pada umumnya mengalami gangguan pendengaran.
Adapun gejala dari sindrom Waardenburg ini seperti:
- Perubahan penglihatan.
- Perubahan warna iris mata, kadang beda warna antara bola mata kiri dan kanan.
- Rambut beruban lebih cepat, biasanya sebelum 30 tahun.
- Bercak kulit berwarna terang.
Sampai saat ini, belum ditemukan obat yang bisa mengatasi sindrom Waardenburg ini. Hal ini karena sindrom ini sangat langka dan hanya dialami kurang lebih 1 dari 40.000 bayi.
_