Kenapa Orang Bisa Memperlakukan Hewan Bak Manusia?
Hewan peliharaan merupakan salah satu elemen penting bagi kehidupan manusia. Mulai dari anjing, kucing, ikan, hingga biawak, banyak orang memilih hewan kesukaan mereka untuk menjadi teman kala kesepian.
Di satu sisi, perilaku sayang hewan mungkin udah biasa dan umum terjadi. Tapi gimana jadinya kalo sang majikan memperlakukan hewan peliharaannya selayaknya manusia?
(via Giphy)
Berbagai Kasus ‘Unik’ Hewan Peliharaan
- Model Inggris bernama Elizabeth Hoad menikah dengan anjing peliharaannya, Logan, setelah empat kali gagal tunangan.
- Seekor kucing hitam di Italia, Tommaso, mendapatkan warisan senilai 10 juta euro (Rp168 miliar).
- Sepasang anjing, Twixie dan Cowboy, menikah pada 4 Desember 2021 dengan biaya acara pernikahan sekitar 25 ribu dolar (Rp374 juta).
- Seekor anjing bernama Secret tampak ikut melakukan yoga bersama pemiliknya.
- Anjing bernama Boobie jadi ‘petfluencers’ yang membantu berbagai promosi pakaian.
Memperlakukan Hewan Layaknya Manusia?
Ternyata, perlakuan manusia yang menganggap hewan seperti manusia pada umumnya disebut antropomorfisme. Antropomorfisme biasa diasosiasikan dengan hubungan manusia dan hewan kesayangan mereka, atau bagaimana mereka menginterpretasikan perilaku binatang.
Contohnya, pemilik hewan peliharaan kadang melihat kualitas yang dimiliki manusia pada peliharaan mereka. Kadang, mereka juga percaya hewan peliharaan mereka merasakan emosi yang mirip seperti manusia.
Tak hanya hewan, antropomorfisme juga bisa terjadi pada teknologi, seperti komputer, robot, dan mainan elektronik.
Penyebab Terjadinya Antropomorfisme
- Cara manusia menghadapi perilaku hewan ataupun peristiwa ‘aneh.’
- Manusia cenderung memiliki tendensi untuk melihat apapun yang bukan manusia menggunakan karakteristik manusia.
- Jadi cara manusia menghadapi kesepian.
Plus Minus Antropomorfisme
Plus: Dapat memenuhi kebutuhan sosial orang-orang yang merasa kesepian. Beberapa riset menunjukkan orang yang merasa kesepian cenderung lebih sering mengaitkan perilaku yang biasa dilakukan manusia ke hewan peliharaan mereka.
Minus: Antropomorfisme ternyata dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam memaknai perilaku hewan. Orang bisa saja terlalu melebih-lebihkan kesamaan antara perilaku manusia dengan hewan peliharaan mereka, pun salah memahami perilaku hewan.
Tak hanya itu, mereka bisa juga memproyeksikan karakteristik personal mereka ke hewan peliharaan.
(via Giphy)
What are your thoughts? Let us know in the comment!
(Photo courtesy by Unsplash)