Pertama Kali dalam Sejarah Pemilu Didominasi 52% Pemilih Muda
Hampir Dua Kali Jumlah Pemilu 1999
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, Pemilihan Umum (Pemilu) akan didominasi oleh generasi muda usia 17-40 tahun sebanyak 52% dari total pemilih.
Jumlah keseluruhan pemilih untuk Pemilu 2024 yang akan diadakan pada 14 Februari 2024 nanti adalah 204.807.222, dengan kata lain 75,5% dari total populasi warga Indonesia yang berjumlah 271,35 juta. Jumlah pemilih tahun Pemilu 2024 ini mencapai hampir dua kali lipat Pemilu 1999.
Youth Bonus dalam Pemilu
Pemilih muda yang biasanya dikatakan sebagai youth bonus (Rekker, 2022) akan punya peran yang jauh lebih penting karena memiliki lebih dari setengah total suara. Bisa dikatakan, siapapun yang memenangkan hati pemilih muda akan dapat memenangkan Pemilu 2024.
Untuk itu, ada beberapa tendensi pemilih muda yang harus diperhatiin karena hal ini lumayan kontras dengan pemilih berumur kayak loyalitas partai, prioritas isu, dan penggunaan media. Penelitian ini sendiri dilakukan pada 21 negara dengan rentang waktu sejak tahun 1948 hingga 2019.
Tendensi Pemilih Muda
Loyalitas Partai
Generasi muda dianggap sebagai young trendsetter yang berpolitik nggak dengan cara lama di mana pemilih itu loyal dengan partainya. Contohnya, masih inget ada orang yang nyaleg lewat dua partai?
Prioritas Isu
Pemilih muda lebih tertarik akan isu yang lebih seger. Pembangunan infrastruktur dianggap sebagai bare minimum yang nggak perlu dibikin janji politik, memang harus dilakuin.
Penggunaan Media
Campaign di media sosial mungkin bakal lebih ramai. Digital presence politisi bakal menentukan elektabilitas dan favorabilitasnya. Udah kerasa belom perubahannya?
Partisipasi Politik Pemilih Muda
Mesti diakui terlebih dahulu kalau partisipasi politik generasi muda cenderung rendah kalau dilihat secara konvensional. Hal ini didasari atas minimnya informasi dan media yang ramah buat dikonsumsi meski antusiasmenya tinggi. Contohnya, kalau ngomongin soal Pemilu legislatif, kebanyakan dari kita pun pasti nggak tahu apa yang ditawarkan para Calon Legislatif (Caleg).
Pemilih muda akhirnya ngebentuk masyarakat baru di ruang publik digital dan partisipasi politik lewat hal ini yang harus ditingkatkan. Udah bukan lagi waktunya seminar, penyuluhan, atau kampanye formal di kerumunan mungkin?