”Ngidam’ Makan Steak Di Mars, Astronot Ini Bikin Daging Sintetis di ISS
“Ngidam” makan steak menjadi salah satu ‘pergumulan’ para anstronot yang tinggal di luar angkasa.
Terkait kebutuhan tersebut sekaligus membangun peradaban di Bulan dan Mars, diketahui ada tiga astronot yang siap membuat daging sapi sintetis untuk bisa dikonsumsi.
Daging sintetis jadi cara mengobati rindu makan steak
Sebagaimana diketahui tiga atronaut amatir yang akan diluncurkan ke stasiun luar angkasa internasional (ISIS) telah merogoh kocek yang fantastis, yaitu IDR 788 miliar.
Dialnsir dari Daily Mail, mereka yang berangkat adalah Investor dan filantropis Kanada Mark Pathy, pengusaha AS Larry Connor, dan mantan pilot Angkatan Udara Israel Eytan Stibbe.
Ketiganya akan tinggal di ISS selama delapan hari untuk terlibat dalam ekspreimen menciptakan daging sapi sintetis bertekstur lembut, termasuk menciptakan jaringan otot seperti daging asli.
Dalam perjalanan, mereka juga membawa logistik sel-sel sapi yang akan ditumbuhkan pada wilayah nol gravitasi.
Aleph Farms jadi perusahan pendukung
Diketahui perusahaan teknologi pangan Israel, Aleph Farms ternyata menjadi pendukung misi tersebut.
Sebelumnya mereka pernah memproduksi steak ribeye 3D-bioprinted pertama di dunia, dan pada September lalu juga terlibat dalam keberhasilan menumbuhkan daging buatan di luar angkasa.
Menariknya, pada misi ini mereka mencoba metode baru selain 3D-bioprinted. Para ilmuwan bersama Stibbe akan mencoba menumbuhkan daging lewat cara mengalikan dan mendiversifikasi sel-sel daging sebagai bagian dari proses alamiah.
Dalam sebuah wawancara, Dr Zvika Tamari selaku kepala penelitian ruang angkasa di Aleph Farms, mengatakan ada dua tujuan perusahaan.
Pertama menyediakan steak bagi turis luar angkasa, serta mengembangkan pasar daging sapi murah di Bumi.
“Untuk menghasilkan steak (alami) Anda harus memelihara sapi selama 2-3 tahun, memberi mereka banyak makan, Anda membutuhkan banyak lahan, banyak air tawar dan sumber daya alam,” katanya.
“Tetapi kami dapat memproduksi steak yang enak, bergizi, dan lezat di mana pun, bahkan di tempat yang paling terpencil, dalam waktu sekitar tiga minggu (yang bisa dimakan di) luar angkasa, di lingkungan yang keras tanpa sumber daya alam.”
Berapa harganya?
Sejauh ini belum ada kepastian berapa harga yang akan dipasarkan. Namun perkiraan menyebut bahwa satu potong steak tipis akan dibanderol seharag 50 USD Dollar atau IDR 717.000,-.
Adapun harga tersebut menjadi mahal karena dipengaruhi oleh biaya proses penumbuhan daging yang lebih mahal jikan dibandingkan dengan ternak konvensional.