Suka Selfie di Lokasi Bencana Ternyata Pertanda Gangguan Jiwa
Ini alasan kenapa orang-orang selfie di lokasi bencana
Selfie di lokasi bencana ternyata bisa jadi pertanda gangguan jiwa.
Hal ini mengacu pada penjelasan seorang psikoanalis terkemuka, Carl Jung.
Ia berpendapat bahwa secara ilmiah, manusia senang melihat orang lain menderita.
Baca juga: Tiktok Rambah Dunia Kuliner dengan Bikin Restoran, Sajikan Makanan dan Minuman Viral
Selfie di lokasi bencana bisa jadi indikasi hilangnya rasa empati
Menurut Jung, melihat penderitaan orang lain bisa jadi penghiburan. Pasalnya dengan demikian, kita bisa menghakimi dan menertawakan orang lain sementara kita terbebas dari penderitaan.
Jung juga menyebut bahwa seriap manusia punya “bayangan” yang mewakili sisi gelap manusia.
Semakin kita menekan bayangan tersebut, semakin kuat pula bayangan tersebut mempengaruhi perilaku kita.
Hal ini membuat manusia kesulitan menghindari godaan untuk tidak melihat penderitaan orang lain.
Sementara itu, filsuf terkenal dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarya Frankie Budi Hardiman menyebut bahwa selfie di lokasi bencana juga jadi indikasi bahwa kita sedang mencari informasi; didorong dari keinginan untuk menghakimi, egosentris dan eksploitatif.
Karena itu, ber-selfie di lokasi bencana bisa jadi gejala patologi sosial, yakni hilangnya rasa empati.
Baca juga: Kurikulum 2022 SMA Bakal Hapus Jurusan IPA, IPS dan Bahasa?
Picu kemarahan warga setempat
Fenomena ini jadi sorotan sejak sejumlah warga datang ke lokasi erupsi gunung Semeru untuk berswafoto.
Warga setempat pun keberatan dengan para pengunjung tersebut. Mereka merasa rumah dan lokasi jasad keluarganya malah jadi bahan hiburan semata.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun sempat angkat suara soal fenomena pengunjung erupsi semeru ini.
Ia mengingatkan publik untuk tidak datang mengingat lokasi tersebut memang bukan destinasi wisata.
“Bagi masyarakat yang tidak berkepentingan agar jangan mendekati zona merah karena berbahaya. Apalagi kalau cuma untuk sekedar berselfie dan mengambil foto bencana. Lokasi bencana, bukan lokasi wisata,” ujarnya, Rabu (8/12/2021).
“Dari pada berselfie ria di lokasi bencana baiknya berempati dengan menghimpun dan menyalurkan bantuan atau mendoakan para korban bencana yang sampai saat ini ada yang masih hilang belum diketemukan,” imbuhnya.
Your thoughts? Let us know in the comments below!