Pengguna Telegram Naik 70 Juta Usai WhatsApp Error
Pengguna Telegram naik 70 juta! Platform chatting ini mendapatkan rejeki mendadak usai terjadinya Facebook down yang berimbas pada layanan lain seperti Instagram dan WhatsApp.
Adapun informasi peningkatan pengguna tersebut disampaikan langsung oleh Pavel Durov selaku pendiri Telegram lewat beberapa unggahannya.
Pengguna Telegram naik 70 juta, rekor pendaftaran dan aktivtas tertinggi
“Kemarin Telegram mengalami rekor peningkatan pendaftaran dan aktivitas user. Tingkat pertumbuhan harian Telegram melebih norma dengan urutan besarnya. Kami menyambut lebih dari 70 juta pengungsi dari platform lain dalam satu hari,” tulis Parel Durov.
Lebih lanjutnya dia menjelaskan bahwa dia sangat bangga dengan kerja tim dalam menangani pertumbuhan tersebut.
“Saya bangga dengan bagaimana tim menangani pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Karena itu Telegram terus bekerja dengan sempurna untuk sebagian besar pengguna kami,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan bahwa peningkatan itu berimbas bagi beberapa pengguna di Amerika Serika. “Mungkin ada penurunan kecepetan dibanding biasanya karena jutaan pengguna dari benua ini mendaftar ke Telegram dalam waktu bersamaan,” jelas Parel.
Selain itu, Parel Durov juga meminta para pengguna lama untuk menyapa teman mereka yang baru saja bermigrasi ke Telegram.
“Bantu mereka mengenal beberapa fitur di Telegram, pastikan mereka bertahan dan mengerti kenapa platform ini lebih unggul. Bagi para pengguna baru, saya ucapkan selamat datang di Telegram, platform perpesanan independen terbesar. Kami tidak akan mengecewakan Anda ketika orang lain melakukannya,” tulis Parel
Facebook down, WhatsApp sampai Instagram tidak dapat diakses hampir 7 jam
Adapun gangguan yang terjadi pada Facebook, Senin (04 Oktober) dan berlangsung selama hampir 7 jam adalah yang terburuk setelah kejadian pada 2019 silam.
Pada waktu itu ketiga aplikasi tersebut sempat tumbang selama hampir 24 jam. Terkait gangguan itu, Vice President Infrastructur Facebook Inc, Santosh Janardhan mengatakan tim tekniknya menemukan ada perubahan konfigurasi pada router backbone yang mengkoordinasikan lalu lintas jaringan di antara data center.