Kimia Farma Tunda Vaksinasi Covid-19 Individu Berbayar
Kimia Farma memutuskan untuk menunda penyelenggaraan vaksin covid-19 berbayar
Rencana awalnya vaksin Covid-19 Gotong Royong untuk individu yang Kimia Farma selenggarakan bakal mulai hari ini, Senin (12 Juli).
Menurut Sekretaris Perusahaan Kimia Farma, Ganti Winarno Putro, alasannya karena besarnya animo masyarakat dan pertanyaan yang masuk. Sehingga pelaksanaan vaksinasi individu ini mesti mereka tunda dulu.
“Kami mohon maaf karena jadwal Vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula mulai hari Senin, 12 Juli 2021 akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya,” ujarnya kepada Tribun.
Meski begitu, ia menuturkan kalau pihaknya bakal melakukan sosialisasi soal vaksinasi berbayar ini kepada masyarakat.
“Besarnya animo serta banyaknya pertanyaan yang masuk membuat Manajemen memutuskan untuk memperpanjang masa sosialisasi Vaksinasi Gotong Royong Individu serta pengaturan pendaftaran calon peserta,” kata Ganti.
Selain itu, penundaan ini belum diketahui secara pasti sampai kapan. Ia pun berterima kasih kepada para pelanggan dan animo untuk sama-sama mendorong tercapainya herd immunity.
“Terima kasih atas pemahaman para pelanggan serta animo untuk bersama-sama mendorong tercapainya kekebalan komunal ( herd immunity_) yang lebih cepat di Indonesia,” ungkapnya.
Pro-kontra vaksinasi berbayar
Mengetahui adanya vaksinasi individu yang berbayar lewat Kimia Farma ini berujung kontroversi pada masyarakat.
Salah satunya seperti masalah Vaksinasi Gotong Royong belum selesai yang kemudian muncul vaksinasi individu. Program yang udah mulai berjalan sejak 18 Mei lalu ini memiliki banyak persoalan.
Melansir dari Asumsi, seperti daftar tunggu yang memakan waktu alias lama, harus pada Jabodetabek, dan ketersediaan stok vaksin yang sering kosong. Permasalahan ini membuat masyarakat khawatir akan program vaksin individu jadi berantakan.
Ada juga kepercayaan masyarakat yang menurun gara-gara kasus sebelumnya, swab test menggunakan alat bekas.
Kimia Farma? Ntar dulu deh, kemarin swab test pake alat bekas aja kaga ada minta maaf https://t.co/5F3DkIZd8g
— Ridwan Hanif (@ridwanhr) July 11, 2021
Tumpang tindih dengan pernyataan presiden
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menjelaskan kalau kebijakan yang pemerintah lakukan ini tumpang tindih dan kontradiktif.
Apalagi pada awalnya pemerintah udah memutuskan untuk menggratiskan vaksin Covid-19 sepenuhnya, pada Desember lalu. Presiden menyatakan pemerintah menggratiskan seluruh vaksin covid-19 untuk masyarakat.
Oleh karena itu, menurutnya kebijakan ini dibatalkan saja, apapun alasannya.
“Apalagi vaksinasi gotong royong lambat dengan alasan antre, ketersediaan vaksin yang belum ada. Ini yang menjadi korban adalah masyarakat. Bisa dibilang, sudah jatuh tertimpa tangga. Disuruh vaksin malah disuruh membayar, apalagi gotong royong antrenya panjang. Menurut saya, ini merugikan masyarakat,” tegas Trubus.
-
Vaksinasi di Jakarta dan Bali Setara Negara Maju? Begini Kata Menkes!
-
SRTP Jadi Syarat Wajib Pengguna TransJakarta-MRT
-
Ini Penjelasan Atlet dan Dokter Kenapa Kaki Conor McGregor Patah Seperti Itu