Seaspiracy Bikin Orang Beralih Jadi Vegan? Simak Fakta Lainnya
Seaspiracy, film dokumenter tentang kerusakan laut menghasilkan pro-kontra
Beberapa penonton Seaspiracy mengaku kalau mereka gak akan mengonsumsi ikan lagi setelah menonton dokumenter ini.
Mereka juga terkejut bagaimana industri penangkapan ikan memperlakukan biota-biota laut.
Sebut saja pekerja terdekatnya, nelayan yang membunuh lumba-lumba tak bersalah dan menganggap hewan laut mamalia ini sebagai musuh terbesar dalam penangkapan.
Sementara yang lainnya, menganggap dokumenter ini masih menyederhanakan isu-isu yang kompleks. Masih banyak komunitas yang bergantung pada pencarian ikan laut untuk bertahan hidup dan mempraktikkan metode penangkapan ikan berkelanjutan.
Ali Tabrizi, sang pembuat dokumenter mempertajam arah kesimpulan yang cukup kontroversial; gak makan ikan sama sekali. Solusi ini pun dapat menyederai isu lain yang cukup kompleks.
Klaim Seaspiracy: laut kosong pada 2048
Dalam sebuah scene, Ali bernarasi “Jika tren penangkapan ikan saat ini terus berlangsung, kita akan melihat laut yang kosong pada tahun 2048.”
Melansir dari BBC, klaim ini datang dari sebuah studi tahun 2006 yang mengacu pada artikel New York Times dengan judul “Studi Menunjukan ‘Keruntuhan Global’ spesies ikan”.
Meski begitu, penulis utama masih meragukan ketepatan hasil studi untuk menarik kesimpulan.
Seorang Professor Boris Worm dari Universitas Dalhousie mengatakan kalau makalah itu udah berusia 15 tahun. Data-data yang tersimpan juga berusia 20 tahun.
“Sejak saat itu, kami telah melihat peningkatan upaya di banyak wilayah untuk membangun kembali stok ikan yang telah habis.”
Ia juga menggaris bawahi banyak upaya yang mereka lakukan untuk memperbaikin kerusakan yang terlanjur mereka hasilkan.
Sedotan plastik hanya menyumbang 0.03% plastik untuk laut
Sedotan plastik juga sempat ramai jadi kampanye para SJW untuk melindungi laut, hal ini juga gak salah.
Meski begitu, Ali menggaris bawahi larangan menggunakan sedotan ini sama aja dengan menyelamatkan hutan tropis Amazon dan menghentikan penebangan dengan memboikot tusuk gigi.
Angka ini ia ambil dari salah satu referensi artikel Opini Bloomberg pada tahun 2018.
Prof Jambeck mengatakan kalau angka ini adalah estimasi dan gak ada yang benar-benar tahu berapa banyak sedotan di dalamnya.
Namun para ahli tetap setuju kalau jumlahnya lebih sedikit daripada sampah alat pancing.
Pasalnya, sejalan dengan banyaknya sampah laut, Seaspiracy berpendapat bahwa limbah terbanyak datang dari jaring penangkapan ikan.
Kejahatan perikanan dunia terjadi selama ratusan tahun
Melasir dari Tempo, Susan Herawati, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan mengatakan kalau kejahatan ini udah terjadi selama ratusan tahun.
Susan mengapresiasi dokumenter yang mengangkat isu kejahatan pada bawah laut.
Namun, Susan merasa solusi menghentikan konsumsi ikan adalah hal yang kurang tepat. Ia cenderung setuju dengan dorongan tata kelola berkelanjutan untuk memaksimalkan biota laut.
-
Kid Cudi Pakai Dress Floral, Tribute Untuk Kurt Cobain
-
Silicon Valley Indonesia ‘Bukit Algoritma’ Siap Dibangun, Berikut Fakta-Faktanya!
-
‘You and I’, Persahabatan Hingga Akhir Hayat! Film Dokumenter Terbaik Indonesia di Asia