Unggah Foto Jalan Rusak, Guru di Sukabumi Malah Diamuk Aparat Desa
Unggah foto jalan rusak di ruas jalan menuju tempatnya bertugas, seorang guru di Sukabumi, Jawa Barat malah dimarahi oleh aparat desa.
Diketahui guru berinisial E itu bertugas sebagai pendidik di SMPN Cantayan, Kabupaten Sukabumi.
Motif unggah foto jalan rusak dipertanyakan
Unggahan kemudian membuat sejumlah aparat Desa Cijalingan mendatangi guru E, mereka mempertanyakan motif dibalik unggahan tersebut.
Dalam sejumlah percakapan, aparat desa tidak terima unggahan tersebut.
Camat Cantayan Sendi Apriadi membenenar video yang beredar, namun menurutnya permasalahan itu sebenarnya sudah diselesaikan dan sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak.
Namun dirinya menuturkan kalau keributan pada video yang viral adalah tidak utuh.
Guru SMPN 1 Cicantayan bernama Eko Purtjahjanto merekam kondisi jalan rusak di Desa Cijalingan, Sukabumi, dan mengunggahnya ke Facebook. Pada 10 Maret 2021, Eko pun didatangi para perangkat desa yang marah-marah. #TopNews https://t.co/wBXIMk5IT7 pic.twitter.com/EGzIw6YHSP
— kumparan (@kumparan) March 12, 2021
“Informasinya tidak utuh, saat itu juga sudah selesai, (peristiwa) berawal dari postingan yang dibuat oleh guru dan dianggap postingan itu tidak patut dibuat oleh seorang guru. Meskipun faktanya memang jala rusak, alangkah baiknya dari sisi tata bahasa dan lain-lain. Sehingga didatangilah oleh perangkat desa, ada BPD segala macam kemudian diklarifikasi,” pungkas Sendi seperti dilansir Detik, Jumat (12 Maret).
Kehadiran aparat untuk memberikan pemahaman
Sendi menjelaskan kedatangan aparat desa adalah untuk memberikan pemahaman terkait persoalan jalan tersebut. Pihak desa juga sudah mensosialisasikan terkait kondisi jalan.
“Aparat desa hadir ke sana untuk memberikan pemahaman bahwa itu tidak demikan dan sudah disosialisasikan bersama BPD masyarakat. Bahwa itu akan dibangun tahun ini, mungki karena beliau tidak terkomunikasikan karena buka warga Cijalingan,” tutur Sendi.
Iya menuturkan mucul perdebatan karena awalnya tidak saling menerima, dan yang viral adalah bagian itu. “Padahal awalnya tidak demikian, kemudian yang muncul potongan video itu,” sambungnya.
Permasalahan disebutkan juga sudah usai, menurut Sendi, aparat dari kepolisian TNI juga menghadiri kegiatan itu. “Selesai saat itu juga, sayang yang muncul yang itu sudah pelukan sudah apa. Sudah dianggap tidak masalah maka beliau (guru) membuat klarifikasi, pak kades juga,” tuturnya.
—
Salah paham aja ternyata.