Mutasi Virus COVID baru dari Inggris Tiba di RI! Simak Faktanya
Malam tadi, Kementrian Kesehatan (kemenkes) mengumumkan temuan adanya dua kasus mutasi virus COVID, Virus SAES-CoV-2 B117 di Indonesia dari Inggris
Bertepatan setahun sejak Covid pertama kali singgah ke Indonesia, virus ini malah ‘rilis’ mutasinya dari Inggris dan udah menyebar lebih ke 33 negara.
“Tadi malam saya mendapatkan informasi bahwa tepat dalam setahun hari ini kita menemukan mutasi B117 UK mutation di Indonesia. Ini fresh from the oven, baru tadi malam ditemukan dua kasus,” kata Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono.
Dante juga meminta supaya pemerintah dan masyarakat saling kolaborasi menghadapi pandemi, apalagi dengan rilisnya mutasi virus covid ini.
Baca juga: Vaksinasi Drive Thru, Indonesia Jadi Negara ASEAN Pertama yang Menjalankan Program Tersebut
Ditemukan dengan menggunakan metode Whole Genosome Sequences (WGS)
Pemerikaan mutasi virus covid ini dilakukan terhadap 462 sampel dengan metode WGS.
Lima provinsi yang terbanyak diambil sampel ini adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hingga saat ini Indonesia masih terus melakukan teknik WGS.
Salah satu pihak yang melakukan metodi ini, Lembaga Biologi Molekular Eijkman, menarget untuk menganalisis 5.000 sampel.
Kepala Brin, Banbang Brodjonegoro menilai varian baru virus ini berpotensi memperburuk penanganan pandemi COVID-19 yang sedang dilakukan di Indonesia.
Ditemukan pada September 2020
Mutasi virus ini ditemukan pertama kali di Inggris, September lalu. Virus ini juga dikhawatirkan lebih bahaya karena penularannya lebih mudah dan cepat.
Sejak ditemukannya virus ini hingga awal desember 2020, virus ini udah menyebabkan 60 persen kasus aktif di Inggris
Ditakutkan ‘kebal’ dari vaksin, peneliti masih memantau lebih lanjut
Walaupun vaksin saat ini udah mulai didistribusikan, masyarakat tetap harus hati-hati.
Pasalnya, menurut laporan bentuk mutasi ini menyebabkan gejala yang lebih berat. Meski begitu, kemampuan vaksin COVID-19 untuk melawan B117 masih diteliti lebih lanjut.
CDC juga mengungkapkan belum ada bukti kalau virus ini lebih berisiko menyebabkan kematian.
Mutasi virus COVID ini Diprediksi lebih infeksius
Peneliti mengungkapkan, jenis virus ini 40-70 persen lebih cepat menular.
“Karena variannya lebih cepat menyebar. Hal itu bisa menyebabkan timbulnya lebih banyak kasus dan semakin membebani sistem perawatan kesehatan,” kata Dr Henry Walke dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Lantaran ditemukan pasien terinfeksi B117 tanpa riwayat pergi keluar kota, penularannya diprediksi karena interaksi tatap muka atau penularan dalam komunitas.
Perlu diketahui, sampai saat ini belum ada kepastian soal perkembangan jenis mutasi baru ini.
Tapi gak menutup keharusan untuk kita selalu menggunakan masker dan stay hygiene.