Pengguna Hand Sanitizer Sering Lakukan Kesalahan-Kesalahan Ini
Percuma pake hand sanitizer kalo masih lakukan kesalahan ini
Memasuki masa normal baru, hand sanitizer jadi komponen penting untuk mencegaj penyebaran virus covid-19.
Sayangnyam penggunaan hand sanitizer ternyata sering masih sering melakukan kesalahan hingga membuat cairan antiseptik tersebut tidak efektif melawan virus corona. Berikut beberapa di antaranya!
Takaran hand sanitizer tak pas
Ketika menggunakan hand sanitizer, pastikan takarannya tidak terlalu sedikit atau terlalu banyak. Hal ini juga jadi kesalahan yang paling sering terjadi.
Untuk menggunakan hand sanitizer dengan tepat, pastikan takarannya sudah mencukupi untuk mencapai bagian sisi telapak tangan, sela-sela ujung jari dan bagian luar ibu jari secara merata.
Source: Giphy
Tak menunggu hingga hand sanitizer mengering
Ketika menggunakan hand sanitizer, maka harus ditunggu hingga tangan mengering.
Perlu diketahui juga, menggosok telapak tangan ketika memakai hand sanitizer hingga mengering adalah langkah yang baik karena akan membantu cairan antiseptik itu melingkupi seluruh tangan.
Source: Giphy
Membiarkan tangan terkontaminasi lagi
Setelah menggunakan hand sanitizer, jangan sampai menggunakan benda-benda yang sering disentuh orang lain seperti pegangan pintu atau tombol ATM.
Source: Warframe Forums
Hanya mengandalkan hand sanitizer
Hand sanitizer tidak bisa menggantikan kegiatan mencuci tangan menggunakan air dan sabun.
Ketika ada kotoran yang menutupi sebagian tangan Anda maka hand sanitizer sesungguhnya tak benar-benar efektif bekerja di seluruh permukaan.
Source: giphy
–
Bukan cuma itu, tempat penyimpanan hand sanitizer juga harus diperhatikan. Perlu diingat juga, cairan pembersih tangan berbasis alkohol ini harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak karena dapat menimbulkan keracunan.
“Dan ingat untuk memakai masker. Covid-19 diyakini menyebar dari orang ke orang melalui tetesan pernapasan. Jika saya bisa memilih satu, saya memilih menggunakan masker dan akan membiarkan tangan saya kotor,” tutur Kepala Divisi Penyakit Menular di University of Buffalo di New York, Thomas Russo