Drama Taylor Swift dengan Scooter Braun Kembali Memanas
Taylor Swift, musisi asal Amerika Serikat ini kembali muncul di Twitter setelah dirinya dilarang untuk tampil membawakan lagu-lagu lamanya di American Music Awards.
Para penggemar Taylor Swift akhirnya membuat sebuah petisi untuk mendukung Taylor Swift yakni dengan nama ‘Let Taylor-Swift perform/use HER art‘. Melalui situs Charge.org, petisi tersebut dibuat untuk mendukung apa yang dialami oleh Taylor Swift ketika ingin menyanyikan lagu lamanya.
Rossi, pembuat dari petisi tersebut menuliskan penjelasan permasalahan antara Swift dengan pemilik label Big Machine, Scott Borchetta. Ia menjelaskan bahwa pemilik lama label tersebut, Scott Borchetta, menjual karya Swift ke Scooter Braun.
“Mereka tidak mengizinkan Swift menampilkan atau menggunakan lagu lamanya, lagu yang ia tulis, dalam keadaan apa pun,” tulis Rossi dalam change.org.
Ia melanjutkan, “Kecuali Swift menyerahkan hak cipta untuk merekam ulang album lamanya serta berhenti menggunakan nama mereka, itu (tindakan yang) kotor dan seperti ancaman.
Petisi tersebut kini telah ditanda tangani oleh sektiar 104 ribu orang dengan target yang dituju 150 ribu orang.
Permasalahan Taylor Swift dengan Scooter memang tengah memanas karena Taylor Swift tidak bisa menyanyikan lagu di American Music Awards 2019 pada 24 November mendatang dan dokumenter yang diproduksi oleh Netflix.
Kenapa Taylor Swift Tidak Boleh Tampil?
Hal ini dipermasalahakan karena hak cipta enam album tersebut yang dirilis sejak 2006 dan 2017 tersebut dimiliki oleh Big Machine Records, milik Scooter Braun.
Pada Agustus lalu, Taylor Swift berencana merekam ulang lagu-lagu miliknya yang dimiliki oleh Big Machine Records seperti Taylor Swift (2006), Fearless (2008), Speak Now (2010), Red (2012), 1989 (2014), dan Reputation (2017), sehingga kembali jadi miliknya. Produksi rekaman itu ia jadwalkan pada November 2020.
Dilansir dari Deadline, Scott Borchetta dan Scooter Braun tidak mengizinkan Taylor untuk tampil bernyanyi dengan lagu lamanya di televisi, karena perekaman lagu yang akan diulang pada tahun depan tersebut.
“(Petinggi label) Scott Borchetta dan Scooter Braun tidak mengizinkan saya untuk menampilkan lagu lama di televisi, karena mereka mengklaim akan merekam ulang lagu saya sebelum mengizinkan saya (merekam ulang) tahun depan,” kata Swift seperti dilansir Deadline.
Permasalahan dokumenter Taylor Swift dan Netflix
Selain itu, permasalahan muncul kembali dengan film dokumenter Swift yang akan digarap Netflix menjadi tidak jelas. Hal ini dikarenakan penggunaan lagu lama dan cuplikan penampilannya adalah milik Big Machine Records sehingga dirinya ditolak oleh Scott dan Scooter Braun.
“Scott dan Scooter menolak penggunaan lagu lama dan cuplikan penampilan saya untuk dokumenter ini, meski tidak ada pembahasan mengenai mereka atau Big Machine Records dalam film,” kata Swift.
Taylor Swift juga menjelaskan Scott menyampaikan pesan lewat timnya dimana dirinya boleh menggunakan lagu lama dengan dua syarat yakni:
- Tidak merekam ulang lagu lama
- Swift dan timnya berhenti membicarakan Scott dan Scooter.
Pertikaian Scooter Braun, Scott dan Taylor Swift
Drama Taylor Swift dengan Scott dan Scooter Braun bukanlah hal yang baru, karena permasalahan ini sudah muncul pada bulan Juli lalu. Taylor Swift dengan terang-terangan meluapkan kekecewaanya pada Scooter yang dinilai mengintimidasi dirinya.
Dalam caption media sosial Taylor di Tumblr, konflik ini bermula pada saat perusahaan Ithaca Holdings LLC milik Scooter Braun mengumumkan akan mengakuisisi Big Machine records dengan nominal sebesar USD 300 juta.
Katalog musik milik Taylor yang diakuisi oleh Ithaca Holdings LLC meliputi karyanya sejak awal kariernya hingga tahun 2017 lalu, sehingga mau tak mau akusisi ini akan mengambil hak atas seluruh katalog musik milik Taylor.
Taylor juga menyebut bahwa Scooter adalah orang yang menjatuhkan dirinya saat terjadi drama dengan Kim Kardahsian dan Kanye West pada tahun 2016. Kejadian ini terjadi ketika Kim membocorkan panggilan telepon yang direkam secara ilegal, dimana Scooter lantas melibatkan dua orang kliennya untuk menjatuhkan Taylor. For more details, check the news here
Image Source: [Cosmopolitan]